CONTENT

Senin, 21 Februari 2011

Bersih karena bohong.

Bersih karena bohong.
Siang itu, aku sangat kelelahan sepulang kuliah karena dosen yang membosankan dan mata kuliah yang cukup rumit menurutku. Aku yang sedang berjalan kepanasan karena terik matahari, tidak sengaja menjatuhkan kunci kamar kos ku ke dalam tumpukan sampah DAUN KERING yang berserakan di pinggir jalan. Secara spontan aku langsung mencari kunci ku. Aku mengorek-orek tumpukan sampah itu sampai semuanya berhamburan. Pada saat itu, aku seolah-olah melampiaskan kekesalanku atas hari membosankan ku di kampus pada sampah-sampah itu.
Waktu sedang mencari kunci ku, tiba-tiba datang seorang anak SD dengan membawa tas dan botol minuman yang tersampir di punggungnya. Dia menghampiri ku dan mulai bertanya “mbak, kamu lagi ngapain?”
Aku yang sedang mengorek-orek sampah, kaget dan merasa malu karena keadaan muka lusuhku yang seperti gembel. “emm,, aku lagi mbersihin sampah ini dek. Soalnya ngalangin jalan orang yang lewat. Knp dek?” jawabku.
“O gt y mbak.. aku bantu ya mbak, kasian mbak nya sendirian”, ucap anak itu sambil berjongkok dan mulai menyingkirkan kan sampah-sampah itu, lalu membuang nya ke tempat sampah di sekitar tempat itu.
“mskasih ya dek..”, ujarku.
Aku brfikir dan berkata dalam hati, “baik banget ni anak..hmm ya udah deh. Aku cari kunci ku, sekalian aku juga menyingkirkan sampah ini.”
Selama kami membersihkan sampah itu, aku mengajak anak itu mengobrol tentang siapa namaya, dimana tempat tinggal nya dan lain-lain sampai akhirnya aku menemukan kunci ku dan semua sampah terkumpul di tempat sampah. Setelah selesai, aku berkata, “ makasih y dek dah bantu.. yuk pulang..”
Anak itu menjawab, “iya mbak..”(dengan senyum malu-malu).
Kejadian itu membuatku sadar bahwa untuk menocontohkan hal yang baik pada seseorang, kita tidak harus menjadi diri kita sendiri. Hal spontanitas yang kita perbuat pada saat dalam kondisi yang kurang baik(sperti tadi), juga bisa menjadi contoh bagi orang lain. Mungkin itu hanya filosofi ku semata. Tapi itu terjadi pada diriku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ombak dahsyat pendebur pantai,tlah membawa pasir yang pasrah, terhanyut dalam lautan..

menyeret sang pasir dalam dunia tanta oksigen..

memisahkan sang pasir dari pantai sejati nya..

memungkinkan sang pasir bercengkrama dengan pantai lain..

tapi, bagaimana dengan sang pantai sejati?
sang pantai yang terus menunggu kembalinya sang pasir..
pantai yang tak rela melupakan pasia nya..

akankah sang pasir berusaha kembali pada pantai sejatinya?? ataukah sang pasir akan berpindah kepeda cinta sejati palsunya??